
Bagus! RI Jadi Tempat Sampah Pakaian Bekas, Malu Gak?
Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia ternyata menjadi tujuan ‘melempar’ pakaian bekas dari negara lain. Fenomena tersebut ternyata dapat merugikan Indonesia, salah satunya adalah menumpuknya pakaian bekas.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menjelaskan, tidak semua pakaian bekas impor bisa digunakan dengan baik. Sisa pakaian itu akan menjadi sampah impor di dalam negeri.
“Jangan jadikan Indonesia tempat daur ulang, jangan jadikan Indonesia tempat sampah,” ujarnya Jumat lalu, seperti ditulis Sabtu (1/4/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Jumlah pakaian yang tidak bisa digunakan bisa mencapai 60-70%. Ia mencontohkan tumpukan baju bekas yang terjadi di Chile dan Ghana.
“Jangan sampai nanti hanya 30-40% pakaian bekas yang diimpor, sisanya akan berakhir di Bantar Gebang,” tambahnya.
Foto: Sejumlah warga memilih pakaian bekas impor atau bekas di lantai 3 Pasar Senen Blok III, Jakarta Kamis (16/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sejumlah warga memilih pakaian bekas impor atau bekas di lantai 3 Pasar Senen Blok III, Jakarta Kamis (16/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sampah pakaian bekas yang menumpuk akan dibakar. Pada akhirnya akan menjadi polusi dan merusak lingkungan.
“Itu yang harus kita pikirkan, kita harus memikirkan sesuatu yang cukup lama untuk Indonesia,” katanya.
Menurutnya, produk bekas tidak murah. Bahkan kualitasnya tidak sebaik baju baru.
“Mau dari plastik atau tekstil sama saja, daur ulang tidak bisa sebaik virgin,” kata Jemmy.
Sedangkan negara maju belum mampu mendaur ulang pakaian tersebut. Jemmy menjelaskan bahwa itu tidak mudah dan tidak murah. Jika bisa, maka negara maju akan melakukan daur ulang. Dengan begitu tidak akan dikirim ke negara ketiga seperti Indonesia.
“Tidak mungkin mereka mengirim murah ke negara ketiga. Jadi ini yang harus kita lihat,” kata Jemmy.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Pakaian Bekas Impor Sita Bea Cukai Capai Rp 24,21 Miliar pada 2022
(npb/wur)