Biden Mengekspresikan Solidaritas dengan Uyghur selama Ramadan

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan solidaritas kepada masyarakat Uighur, yakni kelompok etnis minoritas Muslim di China yang mengalami persekusi, khususnya di bulan suci Ramadan.

Dilansir dari Al Jazeera, pernyataan solidaritas itu disampaikan Biden dalam pernyataan khusus.

“Bersama mitra kami, Amerika Serikat berdiri dalam solidaritas dengan Muslim yang terus menghadapi penindasan, termasuk Uighur di China, Rohingya di Myanmar, dan komunitas Muslim lainnya yang menghadapi penganiayaan di seluruh dunia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip Kamis. (23/23/2011) 3/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Kabarnya, Biden menyoroti khususnya komunitas Uighur yang dianggap menjadi target genosida oleh otoritas komunis China, tepat di saat yang sama dengan momentum permusuhan kuat antara AS dan China.

Menurut kelompok hak asasi manusia, warga Uyghur menjadi sasaran pemenjaraan massal di kamp kerja paksa. Selain itu, masyarakat Uyghur juga dilarang keras untuk mengekspresikan budayanya. Menanggapi hal tersebut, China mengatakan bahwa etnis minoritas sebenarnya tidak ditindas.

Selain itu, China menyatakan bahwa setiap tindakan pengamanan yang dilakukan di Xinjiang merupakan bentuk antisipasi terhadap ancaman terorisme. Sebagai informasi, sebagian besar masyarakat Uighur tersebar di wilayah Xinjiang, China.

Dalam keterangannya, Biden menyatakan ingin masyarakat dunia menjalankan ibadah, beribadah, dan menyebarkan agama secara damai dan terbuka sebagai upaya penegakan hak asasi manusia (HAM).

“Amerika Serikat juga menegaskan kembali dukungannya bagi komunitas Muslim yang mengalami kesulitan dan kehancuran,” kata Biden merujuk pada korban gempa di Turki dan Suriah, serta korban banjir di Pakistan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Biden Tanggapi Demo Lockdown China