
Bikin Geger, Ini 4 Skandal Besar Credit Suisse
Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Credit Suisse kehilangan lebih dari seperempat nilai sahamnya pada Rabu (15/3/2023). Hal itu terjadi setelah munculnya kekhawatiran investor terhadap kegagalan industri perbankan pasca runtuhnya tiga bank di Amerika Serikat (AS).
Sebelum nilai sahamnya anjlok, pemegang saham terbesar bank tersebut, Saudi National Bank, mengatakan tidak akan menyuntikkan lebih banyak uang ke Credit Suisse. Akibatnya, gejolak menyebabkan penangguhan otomatis perdagangan saham Credit Suisse di pasar Swiss dan membuat saham di bank-bank Eropa lainnya jatuh, beberapa dengan dua digit.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Masalah ini bisa dikatakan sebagai eskalasi dari berbagai masalah lama yang ada di bank investasi sebelum keruntuhan beberapa bank AS terjadi. Dalam 10 tahun terakhir saja bank-bank tersebut terlibat skandal perbankan.
Mengutip The Globe and Mail dan Reuters, berikut beberapa skandal tersebut.
Skandal penggelapan pajak
Credit Suisse dan skandal pajak selalu berjalan beriringan. Tercatat pada 2011 Credit Suisse terlibat penggelapan pajak oleh warga negara Jerman. Kemudian tiga tahun kemudian, bank Swiss dinyatakan bersalah dan didenda US$2,6 miliar oleh pengadilan AS karena membantu klien mengajukan penggelapan pajak.
Dan pada tahun 2016 yang terbesar, Credit Suisse diminta untuk membayar €109,5 juta kepada otoritas Italia atas penyelidikan penghindaran pajak dan penipuan oleh pelanggan bank.
Korupsi dana talangan Mozambik
Kasus ini terjadi pada tahun 2021. Cerita dimulai ketika Republik Rakyat Mozambik mengajukan pinjaman pada tahun 2012 dan 2016 ke Credit Suisse untuk pengembangan industri lokal. Kredit tersebut akhirnya disetujui oleh Credit Suisse.
Namun, belakangan diketahui ada suap sebesar US$ 50 juta dari kontraktor kepada para bankir agar pinjaman berhasil diselesaikan.
Skandal pencucian uang narkoba
Pada tahun 2022, Pengadilan Kriminal Federal Swiss memutuskan Credit Suisse dan seorang karyawannya bersalah karena terlibat dalam penyelundupan kokain Bulgaria dari tahun 2004 hingga 2008.
Kedua pihak didenda 146 juta franc Swiss. Dikatakan bahwa seorang mantan karyawan mengetahui dan secara sadar mengelola dana penyelundupan kokain di Bulgaria.
Skandal Archegos dan Greensill
Skandal ini mengemuka ketika Credit Suisse berinvestasi besar-besaran di perusahaan pemberi pinjaman korporat global bernama Greensill Capital. Namun, investasi tersebut terjadi melalui model bisnis yang kompleks dan tidak jelas.
Regulator Swiss FINMA menemukan bahwa bank secara serius melanggar kewajiban pengawasannya untuk memantau dan membatasi risiko dalam hubungan bisnisnya dengan pemodal Greensill.
Alhasil, saat Greensill bangkrut, Credit Suisse pun ikut terpuruk. Bank Swiss akhirnya mengganti hampir $5 miliar kepada investor sebagai akibat dari keruntuhan perusahaan.
Kasus ini tidak hanya terjadi di Greensill, tapi juga di firma Archegos Capital Management. Garis waktu hampir sama: Credit Suisse melakukan investasi, tetapi ternyata gagal memenuhi sasaran. Alhasil, ketika Archegos diambang kebangkrutan, Credit Suisse pun terseret kerugian hingga US$ 5 miliar pada Maret 2021.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Banyak Skandal Besar, Credit Suisse Kalah Rp 119 T
(fsd/fsd)