
Bulog Semakin Sulit Dapatkan Beras, 60 Ribu Ton ‘Setengah Mati’
Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas tak menampik pihaknya mengharapkan pengiriman beras untuk memenuhi stok cadangan beras (CBP) pemerintah dari pabrik-pabrik besar di seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 60 ribu ton. Jumlah tersebut jauh dari target penyerapan Bulog yang di atas 1 juta ton, sedangkan stok beras saat ini sekitar 245 ribu ton.
“Ya ya karena pabrik-pabrik kecil tidak bisa. Sekarang pabrik-pabrik kecil tidak berproduksi karena tidak bisa bersaing, karena barangnya tidak banyak. Biro Logistik dan Perumahan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (6/4/2023).
Sekadar informasi, Perum Bulog sebelumnya mendapat komitmen dari penggilingan untuk 60 ribu ton beras. Penggilingan padi skala besar telah berkomitmen untuk mengirimkan beras ke CBP pada Mei 2023.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Namun, tidak tertutup kemungkinan Bulog akan menyerapnya dari pabrik-pabrik skala kecil. Namun, dalam kondisi saat ini, pabrik kecil masih belum bisa memberikan kemampuan untuk memasok beras kepada Bulog.
“Ya kalau ada yang kecil-kecil nanti bertahap dari pabrik-pabrik kecil ada yang produksi, tapi sekarang tidak bisa, kemarin belum diberi kemampuan untuk mensuplai kita,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Operasional Wilmar Padi Indonesia Saronto Soebagio mengatakan, tidak ada kontrak yang mengikat dalam kesepakatan bersama antara pemerintah dan pihak penggilingan. “Dia bilang tidak pakai kontrak, dia kirim ke Bulog saja,” kata Saronto.
Buwas mengatakan, tidak ada kontrak yang mengikat pabrik dalam memasok beras ke CBP, karena Bulog tidak bisa memaksa pabrik untuk melakukannya. Jika Komitmen disertai dengan kontrak yang mengikat, jika pabrik tidak mematuhi, pabrik dapat didiskualifikasi.
“Jadi langsung PO, tidak ada akad. Jadi begini, kalau dia akad seperti itu, maka dia tidak bisa memenuhi akadnya, dia bisa didiskualifikasi. Agar tidak (terjadi seperti itu) maka dia memiliki sistem PO. , dia punya 30 ton dia akan berikan ke kita. Secara bertahap ya sesuai janjinya itu 20 ribu ton ya (sampai) Mei 20 ribu ton, tapi bertahap per PO,” jelas Buwas.
“Kita tidak bisa memaksa, dia juga butuh barang untuk pasarnya. Misalnya dia pasar bulanan 100 ton, kalau kita ambil 25 ton dia bingung. Jadi kita juga tidak mau mengganggu mereka. Yang kami minta kelebihannya,” imbuhnya.
Dari komitmen 60.000 ton, Perum Bulog baru berhasil menerima 15.000 ton beras dari penggilingan skala besar.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Panen Raya Semakin Dekat, Bulog Harus Stop Impor Beras di Januari
(hoi/hoi)