China Ingin Memasang Detektor Partikel Hantu Bawah Laut Terbesar di Dunia

Jakarta –

Akademi Ilmu Pengetahuan China telah mengumumkan rencana untuk membangun detektor penangkap neutrino, partikel paling sulit dipahami di dunia. Detektor ini akan dibangun jauh di bawah laut.

Detektor ini bukan satu-satunya di dunia. Pekerjaan serupa sedang dilakukan untuk membangun detektor neutrino di Laut Mediterania. Sebuah detektor telah diusulkan di lepas pantai British Columbia, dan Rusia saat ini menambahkan satu ke Danau Baikal, danau terdalam di dunia.

Saat ini ada triliunan neutrino yang melewati setiap jengkal tubuh manusia. Namun, orang tidak akan merasakan apa-apa. Neutrino, lebih dikenal sebagai partikel hantu, adalah partikel yang paling sulit dipahami di alam semesta. Terlepas dari semua data yang diketahui, masalah utama yang belum terpecahkan adalah asal usul neutrino berenergi tinggi.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Partikel-partikel ini memiliki massa yang sangat kecil dan tidak bermuatan listrik, sehingga mereka jarang berinteraksi dengan materi lain, tetapi bukan berarti mereka tidak pernah berinteraksi. Saat ini terjadi, peristiwa tersebut memancarkan cahaya yang dapat diamati oleh kamera khusus.

Untuk memastikan kami mendapatkan deteksi, yang terbaik adalah memiliki banyak bahan transparan, dan air (atau es) bekerja dengan baik untuk itu. Rencana China untuk membangun detektor tersebut meliputi volume 30 kilometer kubik, terletak 1 kilometer di bawah permukaan laut, dengan panjang untaian detektor sekitar 3,1 kilometer. Jika berhasil, fasilitas ini akan menjadi pendeteksi neutrino terbesar di dunia.

Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk mempelajari neutrino kosmik yang berasal dari sumber yang paling energik, seperti supernova atau lubang hitam supermasif yang sangat aktif. Sulit untuk melacak partikel yang sulit dipahami ini ke sumbernya.

Pada tahun 2018, para ilmuwan melakukan eksperimen IceCube untuk pertama kalinya menggunakan es Antartika alih-alih air cair untuk mempelajari peristiwa tersebut. Detektor neutrino ini dapat beroperasi di observatorium sinar gamma seperti Fermi NASA atau China High Altitude Air Shower Observatory (LHAASO).

“Jika kita dapat mendeteksi dua partikel pada saat yang sama, kita dapat mendeteksi sumber sinar kosmik,” kata Chen Mingjun, peneliti utama proyek di Institut Fisika Energi Tinggi.

Detektor partikel hantu Eropa sendiri, yang dikenal sebagai Cubic Kilometer Neutrino Telescope, sedang dibangun di lepas pantai Prancis, Italia, dan Yunani. Dua situs pertama telah mengembangkan subdetektor, dengan satu secara khusus mencari neutrino kosmik sementara yang lain memeriksa sifat neutrino itu sendiri.

Sementara detektor Rusia merupakan peningkatan besar dari detektor pertama mereka yang lebih kecil dan dibangun antara tahun 1990 dan 1998, kapasitas detektor ditingkatkan pada tahun 2005.

Dalam kondisinya saat ini, ia memiliki volume sekitar setengah kilometer kubik. Jika semua detektor ini (dan beberapa lainnya) berfungsi, kemampuan kita untuk melacak neutrino kosmik akan sangat meningkat.

Tonton Video “China Akan Mengeluarkan Lebih Banyak Visa Mulai 15 Maret”
[Gambas:Video 20detik]

(rns/rns)