
Credit Suisse & Deutsche Bank Runtuh, Bos BNI Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia – Perbankan di Eropa Tengah terkena imbas jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB). Setelah Credit Suisse di Swiss diambang kebangkrutan, kini giliran Deutsche Bank di Jerman.
Karena itu, investor dan nasabah perbankan juga khawatir. Namun, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI Royke Tumilaar berpendapat kondisi perbankan di Indonesia berbeda.
“Kondisi perbankan Indonesia agak berbeda. Karena komposisi aset di Indonesia kebanyakan pinjaman dan trade finance. Surat berharga relatif lebih kecil dan jangka waktunya relatif pendek,” ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (27/3/2023). ).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Namun, kata Royke, pihaknya tetap waspada dengan terus memantau perkembangan perbankan global. BBNI juga melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi kekhawatiran investor.
“Kami melakukan stress test secara rutin dan kami update secara transparan,” ujar Royke.
Saham Deutsche Bank AG anjlok pada Jumat (24/3/2023) pekan lalu setelah biaya credit default swap (CDS) melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Kenaikan CDS merupakan sinyal baru kekhawatiran investor tentang bank global.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Bank Terbesar ke-16 AS Runtuh, Rp 648 T Menghilang
(Zefanya Aprilia/ayh)