Curahan Hati Feri Irawan Akui Jadi Pengorbanan Politik

Jakarta –

Feri Irawan berbagi pengalamannya setelah mendekam di penjara akibat kasus KDRT yang dilaporkan Venna Melinda.

Dalam sidang perdana kasusnya di Pengadilan Negeri Kediri, Senin (27/3), dia mengaku menjadi korban sistem dan orang yang dicintainya.

Agenda sidang pertama yang dipimpin Ketua Mahkamah Agung Boedi Haryantho adalah pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Ada 4 dari 7 jaksa yang hadir hari ini. Dalam kesempatan itu, usai menghadiri persidangan, Ferry yang didampingi penasehat hukumnya, Jeffry Simaptupang, mencurahkan isi hatinya.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Pertama-tama saya ucapkan Innaliahi wa Innilahirojiun, kepada hati nurani yang mati, kenapa selama ini saya tidak pernah berkomentar karena tidak lebih jika saya berkomentar atau memberikan pernyataan, itu hanya aib bagi rumah tangga yang akan saya buka,” kata Ferry seperti dikutip detikJatim.

“Kedua, saya tidak berdaya melawan sistem yang memaksa saya sehingga saya ditahan untuk sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Dan saya bukan pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Sekali lagi saya tekankan bahwa saya dipaksa oleh sistem, di mana sistem membuat saya menjadi tahanan untuk tindakan yang tidak pernah saya lakukan dan saya akan mengungkapkannya nanti di pengadilan,” tambahnya.

Ia pun mengaku heran karena orang yang dicintainya justru membuatnya terpuruk seperti sekarang hingga merasakan dinginnya penjara.

Feri Irawan pun mengibaratkan dirinya sebagai pohon di tengah jalan yang harus ditebang. Secara tersirat, dia menyebut dirinya berkorban demi kelancaran karir politik orang-orang yang dicintainya.

“Saya seperti pohon di tengah jalan yang harus tumbang dan diganti oleh simpatisan kursi power board, itulah yang terjadi pada saya. Nanti saya akan mengungkapkan masalah ini di pengadilan melalui tim hukum saya, alhamdulillah. SWT,” tutupnya.

Tonton video “Prasangka Ibu Ferry di Balik Kasus KDRT: Venna Cari Suara di Politik”
[Gambas:Video 20detik]
(pantat)