
Efek Mengerikan Ini RI Batal Menjadi Tuan Rumah FIFA U-20 World Cup
Jakarta, CNBC Indonesia – Pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup mengakibatkan kerugian hingga triliunan rupiah. Terpantau juga, masyarakat yang kecewa akibat pembatalan ini masih menumpahkan ‘tangisan’ dan kekesalannya di dunia maya, seperti Twitter.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, salah satu kerugian terbesar akibat dibatalkannya Piala Dunia U-20 FIFA 2023 di Indonesia minimal mencapai Rp 3,7 triliun. Dia menjelaskan, angka tersebut merupakan kerugian dari potensi kunjungan wisatawan.
“Minimal dampaknya mencapai Rp 3,7 triliun, ini kerugian yang sangat besar,” kata Sandiaga kepada wartawan di Lido, dikutip Sabtu (1/4/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Tak hanya itu, ada sejumlah kerugian lain bagi RI akibat dibatalkannya Piala Dunia U-20 FIFA 2023 di RI. Berikut daftar kekalahan yang dialami Indonesia karena gagal menjamu peserta Piala Dunia U-20.
Triliun Dihabiskan untuk Persiapan
Dalam mempersiapkan Piala Dunia U-20 FIFA 2023, pemerintah daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Solo, Surabaya, dan Palembang telah mengeluarkan banyak uang dan tenaga agar bisa menjadi tuan rumah sesuai standar FIFA.
Pada Juli 2020, pemerintah mengucurkan Rp 400 miliar untuk persiapan Piala Dunia FIFA U-20 2023. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) yang bertugas merenovasi dua stadion utama dan 15 lapangan latihan juga menghabiskan anggaran Rp 314,82 miliar.
Kemudian, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga mengalokasikan Rp 500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20 FIFA 2023. Dengan demikian, total kerugian dari gagalnya penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup 2023 bisa mencapai Rp 1,4 triliun.
Potensi yang Hilang dari Kunjungan Wisata
Ajang Piala Dunia pasti akan mendatangkan banyak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Kunjungan wisman akan meningkat karena banyaknya tim yang bermain, ofisial, staf timnas peserta, dan suporter.
Sebanyak 24 tim nasional (timnas) mengikuti Piala Dunia U-20. Dengan jumlah rombongan yang cukup banyak, jumlah kunjungan wisman dipastikan juga besar.
Berkaca pada Asian Games 2018, kunjungan wisman menjadi poin plus bagi Palembang, Sumatera Selatan. Padahal, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas) memproyeksikan nilai keuntungan Asian Games mencapai Rp 40 triliun.
Bersama Jakarta, Palembang menjadi salah satu tuan rumah Asian Games 2018 yang digelar pada 18 Agustus-2 September 2018. Tercatat, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 1,51 juta, naik 8,44 persen dibanding Agustus 2017.
Foto: AFP via Getty Images/ADEK BERRY
Gambar ini menunjukkan merchandise resmi untuk turnamen sepak bola Piala Dunia FIFA U-20 Indonesia 2023 di sebuah toko di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2023. – FIFA mengumumkan pada tanggal 29 Maret telah menghapus Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini di tengah politik kekacauan atas partisipasi Israel. (Foto oleh ADEK BERRY/AFP) (Foto oleh ADEK BERRY/AFP via Getty Images)
Bisnis Perhotelan
Acara olahraga atau musik secara besar-besaran akan menjadi sumber keuntungan bagi bisnis perhotelan, khususnya hotel.
Hotel akan mendapatkan keuntungan berupa peningkatan pemesanan tamu untuk menyewa ruang pertemuan atau sekedar pertemuan antar pejabat atau pendukung.
Manfaat bisnis perhotelan juga sudah dirasakan Indonesia saat menjadi tuan rumah Asian Games. Data BPS mencatat Asian Games 2018 berdampak besar pada tingkat hunian kamar hotel. Angka tersebut meningkat dari Juli 2018 yang hanya 59,30 persen menjadi 60,01 persen pada Agustus 2018.
Rata-rata lama menginap tamu asing juga tinggi yaitu 2,69 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia yang hanya 1,75 hari.
Dari 34 provinsi di Indonesia, rata-rata lama menginap tamu asing terlama pada Agustus 2018 tercatat di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 5,42 hari.
Timnas Indonesia U-20 Gagal Main dan Terancam Sanksi FIFA
Dua generasi timnas (timnas) Indonesia U-20 dipastikan gagal bermain di Piala Dunia U-20 lewat status tuan rumah. Generasi pertama Bagus Kahfi dan kawan-kawan yang bersiap tampil di Piala Dunia U-20 2021 yang batal karena pandemi.
Setelah itu, generasi Muhammad Ferarri dan kawan-kawan bersiap tampil di edisi 2023. Kedua tim ditangani oleh pelatih Shin Tae Yong.
Piala Dunia U-20 2023 seharusnya menjadi kali kedua Indonesia tampil di salah satu turnamen bergengsi FIFA. Pertama kali Indonesia bermain di Piala Dunia U-20 terjadi pada tahun 1979 di Jepang.
Tak hanya impian para pemain Garuda Muda yang kandas dan kehilangan status tuan rumah, Indonesia juga terancam sanksi FIFA akibat Piala Dunia U-20 2023. Dalam keterangan resminya, FIFA mengatakan sanksi untuk Indonesia akan dibahas lebih lanjut.
“Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan di tahap selanjutnya,” bunyi pernyataan resmi FIFA, dikutip Sabtu (1/4/2023).
Sebelumnya, Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 resmi dibatalkan oleh FIFA. Kabar batalnya status Indonesia sebagai tuan rumah diungkap FIFA melalui situs resminya, Rabu (29/3/2023) malam.
Tagar Twitter
Akibat kekecewaannya, para pemain ramai-ramai ‘menyerbu’ Ganjar lewat kolom komentar yang diunggah di akun Instagram pribadi Ganjar (@ganjar_pranowo).
“Halo pak, terima kasih sudah mengubur mimpi anak muda di INDONESIA yang sudah berlatih sejak kecil hingga mendapat kesempatan bela negara di piala dunia dan anda patahkan saja hehehe. Salam sukses untuk anda,” tulis akun tersebut. Gelandang timnas U-20 Indonesia. ke Ganjar, Frezy Al Hudaifi (@frezyalhudaifi).
Tak hanya para pemain Garuda Muda, netizen pun kompak menyampaikan kekecewaannya atas batalnya keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia U-20 2023. Kekecewaan tersebut salah satunya diungkapkan melalui tagar #WeJadiBerkorban di Twitter.
Melalui tagar #KamiJadiBerkorban, warganet Indonesia kompak menunjukkan rasa kecewa dan kepeduliannya terhadap setiap pihak yang terlibat dalam persiapan Piala Dunia U-20 2023, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Nggak cuma mereka yang kecewa, tapi juga dampaknya ke UMKM yang sudah bikin merchandise bertema pildun U-20. Sayang banget karena #KamiJadiBerkorban tidak diadakan,” tulis salah satu netizen (@ichaakart** __), dikutip Sabtu (1/4/2023). CNBC Indonesia mengutip cuitan tersebut atas izin pemilik akun.
“Sedih kecewa Pildun tidak jadi di Indonesia padahal masyarakat sudah antusias dan perjuangan para pemain timnas untuk Pildun U-20 di Indonesia sia-sia #KamiJadiBerkorban,” ujar netizen lainnya melalui Twitter. @kudi**_).
Ganjar & Koster Buka Suara
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster akhirnya buka suara terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah peserta Piala Dunia U-20 2023. Diketahui, kedua kepala daerah tersebut merupakan sosok yang menolak kedatangan tim nasional (timnas) Israel ke Indonesia.
“Ya kecewa. Wong kita dari awal udah persiapan kok,” kata Ganjar dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (1/4/2023).
Selain mengungkapkan kekecewaannya, Ganjar juga berpesan agar para pemain Timnas Indonesia U-20 tetap semangat dengan menganggap batalnya Piala Dunia U-20 2023 Indonesia bukan ‘akhir dunia’.
“Kamu harus tetap semangat, ini bukan akhir dari dunia. Kita harus terus berlatih, apa namanya, dan kita harus serius membangun sepak bola kita secara keseluruhan,” kata Ganjar.
“Kami suka dengan antusiasme mereka, banyak event yang bisa kami persiapkan jauh lebih baik lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Koster juga menyampaikan pendapatnya melalui keterangan tertulis pada Kamis (30/3/2023). Melalui pernyataannya, Koster menyebut penolakannya terhadap Timnas Israel merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai Gubernur Bali.
“Terkait penolakan saya terhadap kehadiran tim Israel di kejuaraan dunia U-20 FIFA di Bali, ini merupakan bentuk tanggung jawab saya sebagai Gubernur Bali,” kata Koster.
“Yang saya pertanggung jawabkan adalah yang berskala abstrak (sesuatu yang tidak nyata dan nyata) karena didasarkan pada prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kemanusiaan, sejarah dan tanggung jawab hubungan antar bangsa, dan aspirasi masyarakat kepada FIFA,” pungkas Koster.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Media Asing Soroti Polemik Penolakan Timnas Israel di RI
(dce)