epicwin138
epicwin138
epicwin138
Menyakitkan!  Avanza bukan lagi 'raja' jalanan, begini ceritanya

Menyakitkan! Avanza bukan lagi ‘raja’ jalanan, begini ceritanya

Read Time:3 Minute, 5 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Avanza dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sampai ada anekdot

“Kalau ada balapan, Avanza selalu menang. Karena setiap kita menyalip mobil di depan, sudah ada Avanza lagi. Lalu saat kita menyalip lagi, sudah ada Avanza lagi.”

Anekdot ini menunjukkan bahwa Avanza adalah penguasa atau raja jalanan. Penjualannya meningkat hingga mendapat predikat mobil sejuta umat, dan populasinya sangat banyak di jalanan.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Lalu bagaimana Avanza menjadi ‘raja’ jalanan?

Cerita dimulai saat memasuki abad ke-21. Saat itu, PT Astra International Tbk (ASII) dikenal sebagai ‘raja’ industri otomotif Indonesia. Penjualan Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot, Isuzu, Nissan dan Lexus dipegang oleh Astra.

Ricardi Adnan dalam The Shifting Patronage (2010) menyebutkan bahwa pada masa Orde Baru, lebih dari 50% pasar mobil di Indonesia dipegang oleh Astra.

Salah satu produknya yang terkenal adalah Toyota Kijang. Sejak diluncurkan pada tahun 1977, Kijang menjadi mobil paling populer di Indonesia. Buku Astra, Menjadi Kebanggaan Bangsa (2017) menyebutkan, kepopuleran Kijang karena mobil ini cocok dengan masyarakat Indonesia.

Foto: Avanza Mobilio
Avanza Mobilio

Astra berhasil membuat mobil sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang suka bepergian bersama kerabat. Jadi, dengan adanya Kijang, seluruh keluarga bisa terangkut dalam satu mobil saja. Berbeda dengan sedan yang terkesan mewah, namun tidak mampu memuat banyak orang.

Tak hanya di Indonesia, kesuksesan Kijang juga terjadi di negara tetangga, seperti Thailand, Myanmar, Brunei Darussalam, Papua Nugini, dan negara-negara di Pasifik. Krisis malang tahun 1998 dan sesudahnya membuat Kijang bertekuk lutut. Penjualan selalu turun.

Ini karena harganya yang terlalu mahal. Daya beli masyarakat yang rendah tidak mampu membeli Toyota Kijang. Dari sinilah Astra mulai mencari solusi untuk menciptakan mobil jenis baru.

Dalam kesaksian mantan CEO Astra, Johny Darmawan, dalam otobiografinya berjudul Johny Darmawan: A Story of Business Ethics (2018), untuk membuat produk baru ini, para insinyur dan manajemen Astra terjun langsung ke lapangan, melihat dan memahami kebutuhan. masyarakat sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

Dari sinilah diketahui masyarakat Indonesia menyukai mobil seperti Kijang, namun dengan harga yang lebih murah dan irit bahan bakar. Kemudian lahirlah multi purpose vehicle (MPV) berkapasitas 5-8 penumpang dengan harga lebih murah.

Agar lebih kuat secara finansial dan manajerial, Astra mengajak Toyota dan Daihatsu membuat produk bersama. Singkat cerita, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia lahir pada 11 September 2003.

Saat pertama kali diluncurkan, mobil ini tersedia dalam dua model, yakni model E dan G. Keduanya bertransmisi manual dengan mesin 1.300 cc yang sangat irit bahan bakar. Perbedaan keduanya hanya terletak pada fiturnya saja. Model G lebih banyak, futuristik, dan juga lebih mahal.

Avanza dan Xenia adalah jawaban bagi orang yang ingin membeli mobil dengan harga yang tidak seperti Kijang. Masyarakat yang tidak memiliki uang untuk membeli Kijang, kemudian membeli salah satu dari dua produk Astra tersebut.

“Tahun 2004, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia menjadi kendaraan terlaris di segmen mobil MPV di Indonesia. Bahkan, sejak Oktober 2004, keduanya sudah diekspor ke Thailand.”

Sejak diluncurkan, khususnya Avanza mengalami peningkatan persentase terbesar. Tercatat dalam waktu kurang dari 10 tahun, mobil ini berhasil terjual hingga 337% dan terjual sebanyak 1 juta unit.

Tak heran jika Avanza menjadi mesin penghasil uang bagi Astra. Berkat keberadaan Avanza, berbagai merek lain seperti Nissan dan Suzuki juga mengeluarkan mobil-mobil menantang di segmen MPV, yakni Nissan Livina dan Suzuki Ertiga. Namun, Avanza tetap menjadi ‘raja’ jalanan.

Hingga akhirnya tahta Avanza tergeser juga. Posisi teratas kini ditempati pesaing dari kelas berbeda, yakni Honda Brio. Tercatat sepanjang 2022, LCGC mungil ini berhasil terjual sebanyak 61.025 unit, 401 unit lebih banyak dari Avanza yang terjual 60.624 unit. Kemudian pada Januari dan Februari 2023 penjualan Brio masing-masing mencapai 7.327 unit dan 5.613 unit.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Avanza ‘Killer’ Benar-Benar Ada, Mobil Ini ‘Nendang’ Avanza

(mfa/wur)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
OnePlus Kembali ke Indonesia, Ini Buktinya! Previous post OnePlus Kembali ke Indonesia, Ini Buktinya!
Raffi Ahmad mengaku tidak mengenal Rafael Alun Next post Raffi Ahmad mengaku tidak mengenal Rafael Alun