
Mixed Financing Menjadi Solusi Investasi Infrastruktur Air
Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan rata-rata kebutuhan investasi sumber daya air mencapai US$ 1,7 triliun secara global, atau tiga kali lipat dari posisi investasi saat ini.
Selama ini pembangunan infrastruktur air yang mengandalkan APBN hanya menarik perhatian pihak swasta. Akibatnya, pembangunan infrastruktur air masih belum optimal dan mengalami berbagai kendala.
“Hal ini terjadi karena investasi infrastruktur air mahal, padat modal dan membutuhkan investasi awal yang besar tanpa kepastian pendapatan,” ujar Herry dalam workshop bertema Blended Finance for the Water Sector sebagai side event 10th World Water Forum 2024 , Senin (20/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Untuk itu diperlukan blended finance atau pembiayaan campuran untuk membangun infrastruktur air yang berkualitas. Melalui penerapan blended finance yang tahan air, target SGDs, serta aspek bisnis dapat terpenuhi
Beragam instrumen bisa digunakan untuk pembiayaan campuran, mulai dari konvensional hingga syariah. Obligasi dan sukuk merupakan instrumen yang banyak digunakan untuk blended finance.
Skema blended finance menjadi solusi pendanaan infrastruktur di Indonesia karena anggaran pemerintah yang terbatas. Dengan skema ini, pendanaan proyek infrastruktur akan mendapat banyak sumber tambahan, seperti swasta, dana filantropi, dan hibah.
Executive Director Deals and Strategy Deloitte, Pius Chong mengatakan, sukuk sudah sering digunakan sebagai pendanaan untuk pembangunan berkelanjutan terkait ekonomi sosial hijau. Misalnya di bidang pertanian dan budidaya air.
Di sektor akuakultur, Sukuk sering digunakan untuk menyediakan penggunaan teknologi untuk mendaur ulang air limbah atau sekadar mendaur ulang air yang digunakan untuk Fort Farming yang mengurangi penggunaan air dan konsumsi energi.
“Jadi intinya ini adalah seluruh sektor air, dari hulu sampai pemanfaatannya juga,” jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Infrastruktur RI Masih Tertinggal, Pendanaan Jadi Masalah Utama
(rah/rah)